Tak kenal, maka kenalan dong..

Kamis, 22 April 2021

3.1.a.8 Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

 

Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Novi Safitri, S.Pd

CGP Kab Garut Angkatan 1

 


Salam Guru Penggerak, Merdeka Belajar. Izinkan saya berbagi perjalanan pembelajaran saya pada program guru penggerak ini. Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 1 yang telah saya lalui terdiri dari 3 modul. Modul 1 tentang Paradigma dan Visi Guru Penggerak, Modul 2 tentang Praktek Pembelajaran yang Berpihak pada Murid, dan Modul tentang Pemimpin Pembelajaran dalam pengembangan Sekolah. Setiap modul dilalui dengan tahapan/alur MERRDEKA yang merupakan akronim dari Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi dan Aksi Nyata.

 

Tulisan ini sebagai bagian dari rangkaian alur MERRDEKA, yaitu Koneksi Antar Materi pada Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Koneksi Antar Materi ini merupakan kesimpulan (sintesis) dari pengetahuan modul-modul sebelumnya dan keterkaitan dengan materi-materi pengambilan keputusan.

 

Diawali dengan sebuah kutipan :

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

 (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert

 

Dari kutipan di atas, kaitan dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari saat ini yaitu sebagai seorang pendidik kita wajib menggali dan menumbuhkembangkan potensi peserta didik mencakup semua aspek. Bukan hanya kemampuan kognitif saja melainkan budi pekerti, moral, etika, sopan santun dan keagamaan. Dengan kata lain, selain kecerdasan Intelektual (IQ) perlu memperhatikan juga kecerdasan Emosiaonal (EQ) dan Spiritual (SQ) sehingga terwujud peserta didik yang unggul dan memiliki karakter terbaik yaitu profil pelajar pancasila yang bermanfaat untuk masa depannya kelak.

 

Dalam kaitan dengan pengambilan keputusan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan sangat berpengaruh penting pada lingkungan. Keputusan yang kita ambil akan menentukan langkah terbaik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita perlu menentukan tujuan hidup kita ke arah lebih baik agar bisa bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, lingkungan kerja dan masyarakat sekitar.

 

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, untuk dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, saya akan mulai dalam pengambilan keputusan dengan memperhatikan paradigma, prinsip dan langkah-langkah pengambilan keputusan. Hal tersebut akan saya terapkan mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil dan mulai dari saat ini. Saya akan mulai dari diri sendiri dengan merefleksi pengalaman yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dan mengevaluasi hasil keputusan tersebut untuk dijadikan pembelajaran ke depannya. Saya akan mulai dari hal kecil di kelas saya sendiri dalam proses pembelajaran yaitu dengan membuat kesepakatan kelas dengan peserta didik tentang aturan yang akan disepakati dalam proses belajar mengajar dikelas agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan pembelajaran yang berpusat pada murid guna tercipta profil pelajar pancasila. Kesepakatan tersebut akan menjadi salah satu dasar dalam pengambilan keputusan untuk ke depannya.

 

Selanjutnya, sebagai Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri) pada modul ini, saya akan memaparkan jawaban dari beberapa Panduan Pertanyaan yang telah disediakan.

 

Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Dalam memberikan prinsip dasar pengajaran di sekolah Taman Siswa, Ki Hadjar Dewantara memberikan filosofi yang dijadikan pedoman bagi seorang seluruh guru yang diperkenalkan sebagai Patrap Triloka. Adapun pratap Triloka tersebut  adalah :

1.     ing ngarsa sung tulada artinya (yang) di depan memberi teladan,

2.    ing madya mangun karsa artinya (yang) di tengah membangun kemauan/inisiatif, dan

3.    tut wuri handayani , (yang) dari belakang harus mendukung.

 

Yang akhirnya filosofi Patrap Triloka ini digunakan sebagai pedoman dalam mengembangkan dunia pendidikan di Indonesia.

 

Dari penjelasan diatas bisa kita simpulkan bahwa filosofi pratap triloka adalah konsep yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara dimana sebagai seorang guru / pendidik, kita harus bisa menjadi teladan yang baik untuk para muridnya, memberi semangat dan membangun kemauan juga mendukung/ mendorong murid, hal tersebut sangatlah berkaitan dengan pemikiran KHD dimana guru harus berpihak pada murid yang berarti dalam setiap pengambilan keputusan diharapkan sesuai dengan kebutuhan murid,

 

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Seorang guru harus memiliki nilai – nilai dalam dirinya seperti nilai agama, nilai moral, nilai sosial, dan nilai nilai tersebut tentulah harus sudah kita kenal, pahami dan  tanamkan dengan baik dalam diri kita karena nantinya nilai-nilai tersebut akan berpengaruh terhadap prinsip yang akan kita ambil dalam pengambilan sebuah keputusan.

 

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

“Coaching adalah sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999)”

 

Dari pengertian diatas tentu saja coaching sangat erat hubungannya dengan sebuah pengambilan keputusan, karena dari hasil coaching kita bisa menganalisa berbagai dilemma etika yang terjadi dan itu awal dari sebuah pengambilan dan pengujian keputusan akan nantinya akan dilakukan.

 

Dan di modul ini, fasilitator dan pendamping sudah memberikan bimbingan (coaching) dan penjelasan yang baik terkait materi – materi yang sudah dan sedang dipelajari, disana kita diberi kebebasan berdiskusi dan saling memberikan solusi juga membahas berbagai situasi kasus yang terjadi, sehingga mempermudah kita dalam memahami dan bisa langsung menerapkannya terkait bagaimana cara mengambil keputusan yang tepat berdasarkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

 

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Masalah moral atau etika adalah masalah yang sering terjadi dalam kehidupan murid baik di kelas, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Dalam modul ini di sajikan beberapa kasus terkait nilai moral,dan sebagai seorang pendidik  banyak pertimbangan yang menjadi bahan pembuat keputusan dimana beberapa aturan bertentangan antara kebenaran, keyakinan, intuisi, keadilan dan rasa kasihan, serta rasa empati. Sebagai seorang pendidik tentunya nilai – nilai tersebutlah yang dianut untuk mengambil sebuah keputusan baik dalam studi kasus yang disajikan maupun dalam keseharian di lingkungan sekitar.

 

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Dalam membuat sebuah keputusan ketika mengalami dilema etika maupun bujukan moral, tentu akan ada sebuah konsekuensi yang dihadapi. Untuk itulah ketika kita akan membuat sebuah keputusan, kita harus menentukan paradigma yang tepat dari ke empat paradigma yang ada, 3 prinsip berpikir dan melakukan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan. Keputusan yang tepat akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman yang tentu saja tidak akan merugikan salah satu pihak yang terkait dalam situasi tersebut.

 

Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Kesulitan – kesulitan dilingkungan saya yang sulit untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus – kasus dilema etika ini adalah kebiasaan mengambil keputusan secara tergesa – gesa dan  masih mementingkankan keputusan pribadi karena mereka belum mengetahui dan memahami langkah pengambilan dan pengujian keputusan itu sendiri

 

·  Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaranyang memerdekakan murid-murid kita?

Iya tentunya sangat berpengaruh sekali, karena setiap keputusan yang diambil oleh seorang pendidik akan berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan murid kita tentunya dengan keputusan yang diambil akan memiliki dampak pada kehidupan mereka di masa yang akan datang.

 

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Ketika menjadi seorang pemimpin pembelajaran, seorang pendidik haruslah mempertimbangkan banyak faktor sebelum mengambil sebuah keputusan karena hal itu dapat mempengaruhi kehidupan murid di masa depan, sebagai salah satu contohnya adalah ketika kita langsung menghukum anak yang terlambat masuk ke kelas kita misalnya dengan menyuruhnya berdiri di depan kelas dalam waktu yang lama , menjemur nya di lapangan dengan teriknya matahari, atau menyuruhnya menunggu diluar sampai jam pelajaran kita habis,  dan tanpa mendengarkan terlebih dahulu alasan nya apa, maka kita akan membuat sebuah rasa trauma mendalam pada anak tersebut yang tentunya negatif dan merugikan bagi anak tersebut karena hak untuk ikut belajar sudah kita halangi, kejadian tersebut  akan terasa berlangsung lama di masa depan nya dan mungkin akan diingatnya sampai nanti, akibatnya bisa memungkinkan anak tersebut akan juga melakukan hal yang sama terhadap oranglain yaitu tidak mendengarkan orang lain, rasa empati berkurang, dan melakukan sebuah tindakan tanpa memepertimbangkan apapun. Begitupun sebalinya dalam pengambilan keputusan yang tepat dengan menggunakan langkah – langkah yang benar maka akan memberikan sebuah keputusan yang bertanggungjawab yang memberikan dampak positif yang baik kepada murid kita di masa depan. 

 

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir dalam modul ini berkaitan dengan modul sebelumnya adalah seorang guru adalah teladan bagi muridnya sehingga dalam membuat sebuah keputusan akan memberikan dampak pada murid baik dalam tindakan maupun budi pekertinya.Dalam mengambil sebuah keputusan tentunya haruslah di dukung dengan adanya budaya positif dan kemampuan sosial emosional guru itu sendiri. Guru akan mampu mengoptimalkan kemampuan murid dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan melakukan proses coaching. Dan Pengambilan keputusan yang tepat  haruslah di dasari oleh 4 paradigma, 3 prinsip berpikir dan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan. Dimana penjelasan materinya sebagai berikut:

 

Empat Paradigma Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan

1.      Individu lawan masyarakat (individual vs community)

2.      Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3.      Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4.      Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

 

 Tiga Prinsip Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan

1.      Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking).

Inti dari prinsip ini adalah penilaian konsekuensi, perkiraan hasil.

 

2.      Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

Inti dari prinsip ini adalah ikuti saja prinsip yang Anda ingin orang lain ikuti. Dengan kata lain, bertindak sedemikian rupa sehingga Anda tindakan bisa menjadi standar universal yang harus dipatuhi oleh orang lain.

 

3.      Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Dengan mengutamakan cinta untuk orang lain, prinsip ketiga ini yang paling berperan sering kali dalam Aturan Emas (golden rule) : Lakukan kepada orang lain apa yang Anda ingin mereka lakukan kepada Anda.

 

 Sembilan Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan

1)     Mengenali Bahwa Ada Nilai-Nilai yang Saling Bertentangan dalam Situasi Ini

2)     Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3)     Kumpulkan Fakta-Fakta yang Relevan dengan Situasi Ini

4)     Pengujian Benar atau Salah

a)      Uji Legal

b)      Uji Regulasi/Standar Profesional

c)       Uji Intuisi

d)      Uji Halaman Depan Koran

e)      Uji Panutan/Idola

 

5)     Pengujian Paradigma Benar Lawan Benar

6)     Melakukan Prinsip Resolusi

7)     Investigasi Opsi Trilema

8)     Buat Keputusan

9)     Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

 

Demikian kesimpulan dan koneksi antar materi yang saya buat untuk modul 3.1 ini. Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan karena saya masih dalam tahap belajar. Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat  bagi semua yang membaca. Terimakasih.

Salam Guru Penggerak. Merdeka Belajar.

 

Translate