Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
Novi Safitri, S.Pd
CGP Kab Garut Angkatan 1
Salam Guru Penggerak, Merdeka
Belajar. Izinkan saya berbagi perjalanan pembelajaran saya pada program guru
penggerak ini. Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 1 yang telah saya lalui terdiri
dari 3 modul. Modul 1 tentang Paradigma dan Visi Guru Penggerak, Modul 2
tentang Praktek Pembelajaran yang Berpihak pada Murid, dan Modul tentang
Pemimpin Pembelajaran dalam pengembangan Sekolah. Setiap modul dilalui dengan
tahapan/alur MERRDEKA yang merupakan akronim dari Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep,
Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman,
Koneksi Antar Materi dan Aksi Nyata.
Tulisan ini sebagai bagian dari
rangkaian alur MERRDEKA, yaitu Koneksi Antar Materi pada Modul 3.1 Pengambilan
Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Koneksi Antar Materi ini merupakan kesimpulan
(sintesis) dari pengetahuan modul-modul sebelumnya dan keterkaitan dengan
materi-materi pengambilan keputusan.
Diawali dengan sebuah kutipan :
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan
mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching
them what counts is best). Bob Talbert
Dari kutipan di atas, kaitan
dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari saat ini yaitu sebagai
seorang pendidik kita wajib menggali dan menumbuhkembangkan potensi peserta
didik mencakup semua aspek. Bukan hanya kemampuan kognitif saja melainkan budi
pekerti, moral, etika, sopan santun dan keagamaan. Dengan kata lain, selain
kecerdasan Intelektual (IQ) perlu memperhatikan juga kecerdasan Emosiaonal (EQ)
dan Spiritual (SQ) sehingga terwujud peserta didik yang unggul dan memiliki karakter
terbaik yaitu profil pelajar pancasila yang bermanfaat untuk masa depannya
kelak.
Dalam kaitan dengan pengambilan
keputusan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu
pengambilan keputusan sangat berpengaruh penting pada lingkungan. Keputusan yang
kita ambil akan menentukan langkah terbaik untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kita perlu menentukan tujuan hidup kita ke arah lebih baik agar
bisa bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, lingkungan kerja dan masyarakat
sekitar.
Sebagai seorang pemimpin
pembelajaran, untuk dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, saya
akan mulai dalam pengambilan keputusan dengan memperhatikan paradigma, prinsip
dan langkah-langkah pengambilan keputusan. Hal tersebut akan saya terapkan
mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil dan mulai dari saat ini. Saya
akan mulai dari diri sendiri dengan merefleksi pengalaman yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan dan mengevaluasi hasil keputusan tersebut untuk dijadikan
pembelajaran ke depannya. Saya akan mulai dari hal kecil di kelas saya sendiri
dalam proses pembelajaran yaitu dengan membuat kesepakatan kelas dengan peserta
didik tentang aturan yang akan disepakati dalam proses belajar mengajar dikelas
agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan pembelajaran yang berpusat
pada murid guna tercipta profil pelajar pancasila. Kesepakatan tersebut akan
menjadi salah satu dasar dalam pengambilan keputusan untuk ke depannya.
Selanjutnya, sebagai Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi
Antarmateri) pada modul ini, saya akan memaparkan jawaban dari beberapa Panduan
Pertanyaan yang telah disediakan.
Bagaimana pandangan
Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap
bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran
diambil?
Dalam memberikan prinsip dasar pengajaran di sekolah Taman
Siswa, Ki Hadjar Dewantara memberikan filosofi yang dijadikan pedoman bagi
seorang seluruh guru yang diperkenalkan sebagai Patrap Triloka. Adapun pratap
Triloka tersebut adalah :
1. ing ngarsa sung
tulada artinya (yang) di depan memberi teladan,
2. ing madya mangun
karsa artinya (yang) di tengah membangun kemauan/inisiatif, dan
3. tut wuri
handayani , (yang) dari belakang harus mendukung.
Yang akhirnya filosofi Patrap Triloka ini digunakan sebagai
pedoman dalam mengembangkan dunia pendidikan di Indonesia.
Dari penjelasan diatas bisa kita simpulkan bahwa filosofi
pratap triloka adalah konsep yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara dimana
sebagai seorang guru / pendidik, kita harus bisa menjadi teladan yang baik
untuk para muridnya, memberi semangat dan membangun kemauan juga mendukung/
mendorong murid, hal tersebut sangatlah berkaitan dengan pemikiran KHD dimana
guru harus berpihak pada murid yang berarti dalam setiap pengambilan keputusan
diharapkan sesuai dengan kebutuhan murid,
Bagaimana nilai-nilai
yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita
ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Seorang guru harus memiliki nilai – nilai dalam dirinya
seperti nilai agama, nilai moral, nilai sosial, dan nilai nilai tersebut
tentulah harus sudah kita kenal, pahami dan
tanamkan dengan baik dalam diri kita karena nantinya nilai-nilai tersebut
akan berpengaruh terhadap prinsip yang akan kita ambil dalam pengambilan sebuah
keputusan.
Bagaimana kegiatan
terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan
kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator
dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan
keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah
efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan
keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang
telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
“Coaching adalah sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada
solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi
peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan
pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999)”
Dari pengertian diatas tentu saja coaching sangat erat
hubungannya dengan sebuah pengambilan keputusan, karena dari hasil coaching
kita bisa menganalisa berbagai dilemma etika yang terjadi dan itu awal dari
sebuah pengambilan dan pengujian keputusan akan nantinya akan dilakukan.
Dan di modul ini, fasilitator dan pendamping sudah
memberikan bimbingan (coaching) dan penjelasan yang baik terkait materi –
materi yang sudah dan sedang dipelajari, disana kita diberi kebebasan
berdiskusi dan saling memberikan solusi juga membahas berbagai situasi kasus
yang terjadi, sehingga mempermudah kita dalam memahami dan bisa langsung
menerapkannya terkait bagaimana cara mengambil keputusan yang tepat berdasarkan
9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Bagaimana pembahasan
studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai
yang dianut seorang pendidik.
Masalah moral atau etika adalah masalah yang sering terjadi
dalam kehidupan murid baik di kelas, sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Dalam modul ini di sajikan beberapa kasus terkait nilai moral,dan sebagai
seorang pendidik banyak pertimbangan
yang menjadi bahan pembuat keputusan dimana beberapa aturan bertentangan antara
kebenaran, keyakinan, intuisi, keadilan dan rasa kasihan, serta rasa empati.
Sebagai seorang pendidik tentunya nilai – nilai tersebutlah yang dianut untuk
mengambil sebuah keputusan baik dalam studi kasus yang disajikan maupun dalam
keseharian di lingkungan sekitar.
Bagaimana pengambilan
keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman.
Dalam membuat sebuah
keputusan ketika mengalami dilema etika maupun bujukan moral, tentu akan ada sebuah
konsekuensi yang dihadapi. Untuk itulah ketika kita akan membuat sebuah
keputusan, kita harus menentukan paradigma yang tepat dari ke empat paradigma
yang ada, 3 prinsip berpikir dan melakukan 9 langkah pengujian dan pengambilan
keputusan. Keputusan yang tepat akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman yang tentu saja tidak akan merugikan salah
satu pihak yang terkait dalam situasi tersebut.
Selanjutnya, apakah
kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk
menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah
ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Kesulitan – kesulitan
dilingkungan saya yang sulit untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus – kasus dilema etika ini adalah kebiasaan mengambil keputusan secara
tergesa – gesa dan masih mementingkankan
keputusan pribadi karena mereka belum mengetahui dan memahami langkah
pengambilan dan pengujian keputusan itu sendiri
· Dan pada akhirnya, apakah pengaruh
pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaranyang memerdekakan
murid-murid kita?
Iya tentunya sangat berpengaruh sekali, karena setiap
keputusan yang diambil oleh seorang pendidik akan berpengaruh terhadap pengajaran
yang memerdekakan murid kita tentunya dengan keputusan yang diambil akan
memiliki dampak pada kehidupan mereka di masa yang akan datang.
Bagaimana seorang
pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan
atau masa depan murid-muridnya?
Ketika menjadi seorang pemimpin pembelajaran, seorang
pendidik haruslah mempertimbangkan banyak faktor sebelum mengambil sebuah
keputusan karena hal itu dapat mempengaruhi kehidupan murid di masa depan,
sebagai salah satu contohnya adalah ketika kita langsung menghukum anak yang
terlambat masuk ke kelas kita misalnya dengan menyuruhnya berdiri di depan
kelas dalam waktu yang lama , menjemur nya di lapangan dengan teriknya
matahari, atau menyuruhnya menunggu diluar sampai jam pelajaran kita habis, dan tanpa mendengarkan terlebih dahulu alasan
nya apa, maka kita akan membuat sebuah rasa trauma mendalam pada anak tersebut
yang tentunya negatif dan merugikan bagi anak tersebut karena hak untuk ikut
belajar sudah kita halangi, kejadian tersebut
akan terasa berlangsung lama di masa depan nya dan mungkin akan
diingatnya sampai nanti, akibatnya bisa memungkinkan anak tersebut akan juga
melakukan hal yang sama terhadap oranglain yaitu tidak mendengarkan orang lain,
rasa empati berkurang, dan melakukan sebuah tindakan tanpa memepertimbangkan
apapun. Begitupun sebalinya dalam pengambilan keputusan yang tepat dengan
menggunakan langkah – langkah yang benar maka akan memberikan sebuah keputusan
yang bertanggungjawab yang memberikan dampak positif yang baik kepada murid
kita di masa depan.
Apakah kesimpulan
akhir yang dapat Anda tarik dari
pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir
dalam modul ini berkaitan dengan modul sebelumnya adalah seorang guru adalah
teladan bagi muridnya sehingga dalam membuat sebuah keputusan akan memberikan
dampak pada murid baik dalam tindakan maupun budi pekertinya.Dalam mengambil
sebuah keputusan tentunya haruslah di dukung dengan adanya budaya positif dan
kemampuan sosial emosional guru itu sendiri. Guru akan mampu mengoptimalkan
kemampuan murid dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan melakukan
proses coaching. Dan Pengambilan keputusan yang tepat haruslah di dasari oleh 4 paradigma, 3
prinsip berpikir dan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan. Dimana
penjelasan materinya sebagai berikut:
Empat Paradigma Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan
1. Individu lawan
masyarakat (individual vs community)
2. Rasa keadilan
lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran
lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek
lawan jangka panjang (short term vs long term)
Tiga Prinsip Dilema
Etika dalam Pengambilan Keputusan
1. Berpikir
Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking).
Inti dari prinsip ini adalah penilaian konsekuensi,
perkiraan hasil.
2. Berpikir
Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Inti dari prinsip ini adalah ikuti saja prinsip yang Anda
ingin orang lain ikuti. Dengan kata lain, bertindak sedemikian rupa sehingga Anda
tindakan bisa menjadi standar universal yang harus dipatuhi oleh orang lain.
3. Berpikir
Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Dengan mengutamakan cinta untuk orang lain, prinsip ketiga
ini yang paling berperan sering kali dalam Aturan Emas (golden rule) : Lakukan
kepada orang lain apa yang Anda ingin mereka lakukan kepada Anda.
Sembilan Langkah
Pengambilan dan Pengujian Keputusan
1) Mengenali Bahwa
Ada Nilai-Nilai yang Saling Bertentangan dalam Situasi Ini
2) Menentukan
siapa yang terlibat dalam situasi ini.
3) Kumpulkan
Fakta-Fakta yang Relevan dengan Situasi Ini
4) Pengujian Benar
atau Salah
a)
Uji Legal
b)
Uji Regulasi/Standar Profesional
c)
Uji Intuisi
d)
Uji Halaman Depan Koran
e)
Uji Panutan/Idola
5) Pengujian
Paradigma Benar Lawan Benar
6) Melakukan
Prinsip Resolusi
7) Investigasi
Opsi Trilema
8) Buat Keputusan
9) Lihat lagi
Keputusan dan Refleksikan
Demikian kesimpulan dan koneksi antar materi yang saya buat
untuk modul 3.1 ini. Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan karena saya
masih dalam tahap belajar. Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat bagi semua yang membaca. Terimakasih.
Salam Guru Penggerak. Merdeka Belajar.