LAPORAN KEGIATAN AKSI NYATA
MODUL 1.1 REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA KI HAJAR DEWANTARA
“BERMAIN SAMBIL BELAJAR”
OLEH : NOVI SAFITRI, S.Pd
SDN 3 KARANGSARI KEC. PANGATIKAN
CGP 063 B KABUPATEN GARUT
1.
Latar Belakang
Pembelajaran yang menyenangkan merupakan
dambaan bagi setiap siswa. Idealnya dalam sebuah proses pembelajaran, baik guru
maupun siswa dapat melaksanakan perannya dengan baik, tanpa merasa tertekan
atau malah menimbulkan sebuah kebosanan.
Namun pada kenyataannya,
pembelajaran yang dilakukan masih terkesan membosankan. Pembelajaran masih
terfokus pada guru. Sehingga keberadaan siswa dengan segala kodratnya menjadi
terabaikan. Pembelajaran yang dilaksanakan pada umumnya belum mencerminkan
merdeka belajar. Belajar menjadi hal yang semakin ‘serius’. Waktu belajar
sebagian besar hanya melibatkan buku-buku pelajaran dan tugas-tugas dengan
suasana yang formal, hingga siswa sering kali merasa jenuh dalam belajar.
Kurangnya aktivitas bermain menunjukkan belum terciptanya merdeka belajar.
Apalagi di masa pandemi covid 19,
pembelajaran dilakukan secara daring. Hal ini tentu menjadi sebuah tantangan
bagi guru dalam melaksanakan kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pada PJJ,
guru memberikan materi yang disajikan via chat grup atau video, juga setumpuk
tugas-tugas. Kondisi tersebut jika berlarut-larut dibiarkan tentunya dapat
membuat siswa jenuh dan kehilangan motivasi untuk belajar.
2.
Deskripsi Aksi Nyata
Berdasarkan
latar belakang di atas dan pemahaman saya tentang dasar-dasar pendidikan
menurut Ki Hajar Dewantara, saya
ingin menerapkan sebuah aksi nyata yang diharapkan dapat membawa perubahan bagi
diri saya sendiri, juga pada diri siswa.
Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa
pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya. Salah satu sifat kodrat anak adalah bermain. Tidak
dapat dipungkiri bahwa anak-anak gemar bermain, bergerak, bernyanyi dan menari,
baik dilakukan sendiri maupun berkelompok. Bermain menjadi suatu dinamika terpadu
yang mengiringi tumbuh kembang anak. Dengan bermain anak dapat mengenal
lingkungan, berinteraksi, serta mengembangkan emosi dan imajinasi dengan baik. Selaras dengan filosofi Ki Hajar
Dewantara dalam menumbuhkan budi pekerti pada diri anak, melalui cipta, karsa,
dan karya.
Pada
kegiatan aksi nyata ini, saya ingin menerapkan konsep bermain sambil belajar
kepada peserta didik di kelas saya. Yang dikaitkan dengan pembelajaran kelas VI
tema 4 tentang globalisasi. Dimana pada pembelajaran ini siswa menyebutkan
beberapa kebudayaan yang ada di Indonesia, yang salah satunya adalah permainan
tradisional. Berangkat dari pembelajaran inilah, saya mencoba menerapkan konsep
bermain sambil belajar tersebut.
Adapun permainan yang dilakukan
adalah permainan tradisional yang sesuai bakat dan minatnya, yang mereka
senangi dan sesuai dengan lingkungan sekitarnya. Pada prosesnya, permainan
dapat dilakukan secara individu atau berkelompok, atau bersama anggota
keluarganya. Saya berharap dengan kegiatan ini dapat menghilangkan kebosanan serta
menumbuhkan motivasi peserta didik dalam belajar. Terlebih dalam kondisi
pandemic covid-19 seperti sekarang ini. Selain itu, diharapkan melalui
permainan yang dilakukan dapat menumbuhkan karakter peserta didik.
Adapun
tahapan dalam aksi nyata ini adalah :
1) Berkoordinasi
melalui WA grup bersama orangtua siswa.
2) Menyampaikan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan melalui WA grup.
3) Siswa secara
berkelompok, atau bersama anggota keluarganya bermain salah satu permainan
tradisional.
4) Siswa menyampaikan
perasaan dan kesannya setelah bermain bersama, serta mengidentifikasi manfaat
dari permainan tersebut melalui tulisan di buku.
5) Siswa
mengirimkan foto/video kegiatan bermain melalui WA grup.
6) Melakukan
refleksi dari kegiatan aksi nyata yang telah dilakukan.
3.
Hasil
Adapun Indikator
keberhasilan dari kegiatan ini adalah :
1) Siswa dapat
menyebutkan manfaat dari permainan yang dilakukannya, serta karakter yang
muncul dalam dirinya.
2) Siswa merasa
senang dan termotivasi untuk terus belajar.
3) Siswa mengirimkan
kegiatan bermain yang dilakukannya melalui foto/video.
Berdasarkan indikator
tersebut, kegiatan yang telah dilakukan cukup berjalan dengan baik. Namun, dari
25 siswa, hanya sebagian yang mengirimkan hasil laporan kegiatan tersebut. Hal
ini dikarenakan berbagai kendala, khususnya yang berkaitan dengan fasilitas
daring yang dimiliki siswa. Tidak semua siswa memiliki Handphone, sehingga
tidak dapat mengikuti pembelajaran. Juga jarak rumah siswa yang tidak
berdekatan, sehingga tidak semua mendapat informasi tentang kegiatan ini. Peran
orangtua juga sangat berpengaruh pada kegiatan ini. Namun, kebanyakan orangtua
siswa harus bekerja, sehingga tidak dapat membimbing anak-anaknya untuk belajar
di rumah.
Walupun begitu, siswa
yang melaksanakan kegiatan ini merasa senang dan dapat menyebutkan manfaat dari
sebuah permainan. Mereka juga termotivasi untuk belajar di hari-hari
berikutnya, walau dengan sistem daring.
4. Pembelajaran yang Didapat
Pembelajaran yang saya dapat dari aksi nyata ini diantaranya :
1) Terkadang kita
lupa bahwa kodrat anak adalah bermain. Sehingga ketika mereka banyak bermain
daripada belajar, kita terkadang memarahinya. Padahal bermain merupakan
kebutuhan anak.
2) Pembelajaran
tidak harus selalu berdasarkan buku dari pemerintah, tetapi dapat disesuaikan
dengan kebutuhan, dan kondisi lingkungan siswa.
3) Bermain dapat
menjadi suatu alat pembelajaran, juga menumbuhkan karakter pada diri siswa.
4) Menumbuhkan
motivasi intrinsik siswa dalam belajar dapat dilakukan dengan cara-cara yang
menyenangkan.
5.
Rencana Perbaikan
Rencana perbaikan kedepannya adalah
dengan terus melakukan inovasi pembelajaran yang lebih baik, agar kegiatan
pembelajaran khususnya di masa pandemic ini tidak membosankan. Lebih
mematangkan perencanaan kegiatan selanjutnya, juga dalam dapat berkoordinasi
dengan lebih baik bersama orangtua siswa, agar kegiatan tidak hanya diikuti
oleh sebagian siswa, tetapi oleh seluruh siswa di kelas saya.
Lampiran
Rancangan Aksi Nyata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar