Tak kenal, maka kenalan dong..

Selasa, 15 Desember 2020

LAPORAN KEGIATAN AKSI NYATA

MODUL 1.1 REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA KI HAJAR DEWANTARA

“BERMAIN SAMBIL BELAJAR”

OLEH : NOVI SAFITRI, S.Pd

SDN 3 KARANGSARI KEC. PANGATIKAN

CGP 063 B KABUPATEN GARUT

 

1.       Latar Belakang

Pembelajaran yang menyenangkan merupakan dambaan bagi setiap siswa. Idealnya dalam sebuah proses pembelajaran, baik guru maupun siswa dapat melaksanakan perannya dengan baik, tanpa merasa tertekan atau malah menimbulkan sebuah kebosanan.

Namun pada kenyataannya, pembelajaran yang dilakukan masih terkesan membosankan. Pembelajaran masih terfokus pada guru. Sehingga keberadaan siswa dengan segala kodratnya menjadi terabaikan. Pembelajaran yang dilaksanakan pada umumnya belum mencerminkan merdeka belajar. Belajar menjadi hal yang semakin ‘serius’. Waktu belajar sebagian besar hanya melibatkan buku-buku pelajaran dan tugas-tugas dengan suasana yang formal, hingga siswa sering kali merasa jenuh dalam belajar. Kurangnya aktivitas bermain menunjukkan belum terciptanya merdeka belajar.

Apalagi di masa pandemi covid 19, pembelajaran dilakukan secara daring. Hal ini tentu menjadi sebuah tantangan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pada PJJ, guru memberikan materi yang disajikan via chat grup atau video, juga setumpuk tugas-tugas. Kondisi tersebut jika berlarut-larut dibiarkan tentunya dapat membuat siswa jenuh dan kehilangan motivasi untuk belajar.

 

2.       Deskripsi Aksi Nyata

Berdasarkan latar belakang di atas dan pemahaman saya tentang dasar-dasar pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, saya ingin menerapkan sebuah aksi nyata yang diharapkan dapat membawa perubahan bagi diri saya sendiri, juga pada diri siswa.

Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya. Salah satu sifat kodrat anak adalah bermain. Tidak dapat dipungkiri bahwa anak-anak gemar bermain, bergerak, bernyanyi dan menari, baik dilakukan sendiri maupun berkelompok. Bermain menjadi suatu dinamika terpadu yang mengiringi tumbuh kembang anak. Dengan bermain anak dapat mengenal lingkungan, berinteraksi, serta mengembangkan emosi dan imajinasi  dengan baik. Selaras dengan filosofi Ki Hajar Dewantara dalam menumbuhkan budi pekerti pada diri anak, melalui cipta, karsa, dan karya.

                Pada kegiatan aksi nyata ini, saya ingin menerapkan konsep bermain sambil belajar kepada peserta didik di kelas saya. Yang dikaitkan dengan pembelajaran kelas VI tema 4 tentang globalisasi. Dimana pada pembelajaran ini siswa menyebutkan beberapa kebudayaan yang ada di Indonesia, yang salah satunya adalah permainan tradisional. Berangkat dari pembelajaran inilah, saya mencoba menerapkan konsep bermain sambil belajar tersebut.

Adapun permainan yang dilakukan adalah permainan tradisional yang sesuai bakat dan minatnya, yang mereka senangi dan sesuai dengan lingkungan sekitarnya. Pada prosesnya, permainan dapat dilakukan secara individu atau berkelompok, atau bersama anggota keluarganya. Saya berharap dengan kegiatan ini dapat menghilangkan kebosanan serta menumbuhkan motivasi peserta didik dalam belajar. Terlebih dalam kondisi pandemic covid-19 seperti sekarang ini. Selain itu, diharapkan melalui permainan yang dilakukan dapat menumbuhkan karakter peserta didik.

                Adapun tahapan dalam aksi nyata ini adalah :

1)      Berkoordinasi melalui WA grup bersama orangtua siswa.

2)      Menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan melalui WA grup.

3)  Siswa secara berkelompok, atau bersama anggota keluarganya bermain salah satu permainan tradisional.

4) Siswa menyampaikan perasaan dan kesannya setelah bermain bersama, serta mengidentifikasi manfaat dari permainan tersebut melalui tulisan di buku.

5)      Siswa mengirimkan foto/video kegiatan bermain melalui WA grup.

6)      Melakukan refleksi dari kegiatan aksi nyata yang telah dilakukan.

 

3.       Hasil

Adapun Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah :

1)  Siswa dapat menyebutkan manfaat dari permainan yang dilakukannya, serta karakter yang muncul dalam dirinya.

2)      Siswa merasa senang dan termotivasi untuk terus belajar.

3)      Siswa mengirimkan kegiatan bermain yang dilakukannya melalui foto/video.

Berdasarkan indikator tersebut, kegiatan yang telah dilakukan cukup berjalan dengan baik. Namun, dari 25 siswa, hanya sebagian yang mengirimkan hasil laporan kegiatan tersebut. Hal ini dikarenakan berbagai kendala, khususnya yang berkaitan dengan fasilitas daring yang dimiliki siswa. Tidak semua siswa memiliki Handphone, sehingga tidak dapat mengikuti pembelajaran. Juga jarak rumah siswa yang tidak berdekatan, sehingga tidak semua mendapat informasi tentang kegiatan ini. Peran orangtua juga sangat berpengaruh pada kegiatan ini. Namun, kebanyakan orangtua siswa harus bekerja, sehingga tidak dapat membimbing anak-anaknya untuk belajar di rumah.

Walupun begitu, siswa yang melaksanakan kegiatan ini merasa senang dan dapat menyebutkan manfaat dari sebuah permainan. Mereka juga termotivasi untuk belajar di hari-hari berikutnya, walau dengan sistem daring.

 

4.       Pembelajaran yang Didapat

                        Pembelajaran yang saya dapat dari aksi nyata ini diantaranya :

1)  Terkadang kita lupa bahwa kodrat anak adalah bermain. Sehingga ketika mereka banyak bermain daripada belajar, kita terkadang memarahinya. Padahal bermain merupakan kebutuhan anak.

2)     Pembelajaran tidak harus selalu berdasarkan buku dari pemerintah, tetapi dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dan kondisi lingkungan siswa.

3)  Bermain dapat menjadi suatu alat pembelajaran, juga menumbuhkan karakter pada diri siswa.

4)  Menumbuhkan motivasi intrinsik siswa dalam belajar dapat dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan.

 

5.       Rencana Perbaikan

Rencana perbaikan kedepannya adalah dengan terus melakukan inovasi pembelajaran yang lebih baik, agar kegiatan pembelajaran khususnya di masa pandemic ini tidak membosankan. Lebih mematangkan perencanaan kegiatan selanjutnya, juga dalam dapat berkoordinasi dengan lebih baik bersama orangtua siswa, agar kegiatan tidak hanya diikuti oleh sebagian siswa, tetapi oleh seluruh siswa di kelas saya.

 

Lampiran

Rancangan Aksi Nyata



Dokumentasi








 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate