Tak kenal, maka kenalan dong..

Minggu, 25 Oktober 2020

Demontrasi Kontekstual Filosofi Ki Hajar Dewantara

Hai sobat, setelah lelah mengikuti pelatihan PembaTIK, akhirnya saya bisa fokus di Program Guru Penggerak.
Nah, kali ini saya akan berbagi pengalaman mengerjakan tugas pada modul 1.1.a.7

Tugasnya adalah demontrasi kontekstual filosofi Ki Hajar Dewantara.
Jadi kita diharuskan memahami filosofi Ki Hajar Dewantara, kemudian dibuat dalam sebuah karya. Boleh berupa video pendek, komik, infografis, lagu, puisi, atau yang lainnya. Terserah dah pokoknya.

Nah, disini saya sendiri harus bedrest beberapa hari karena kondisi hamil, dan sebelumnya memang banyak kegiatan. Sehingga untuk mengerjakan tugas ini, jujur saja di dalam kelompok, saya paling telat mengumpulkan. Hadeeh, kebiasaan SKS terulang kembali. Eh tapi, memang beneran harus bedrest kok.

Akhirnya, sayapun memutuskan untuk membuat sebuah puisi. Entahlah, apa saya berbakat membuat puisi? Kalau di status media sosial, memang kadang saya sedikit puitis. Agak lebay begitu sih.. Hii..
Bahkan saya sempat mengikuti lomba menulis puisi, dan ternyata tidak menang. Disini jelas dong kemampuan saya dalam puisi bagaimana. Eh tapi, kemampuan itu tidak harus diukur dari sebuah lomba bukan? Lagipula itu kan dulu, sekarang beda lagi. Siapa tahu sekarang lebih buruk. Eh, maksudnya lebih baik. Dan sudah bisa membuat puisi dengan indahnya.

Baiklah, akhirnya saya memutuskan untuk membuat puisi. Dan ternyata, setelah melihat puisi peserta guru penggerak yang lain, kita jadi minder dong. Semuanya keren-keren.

Saya sendiri sudah menentukan konsep untuk mendeklamasikan puisi tersebut dan dibuat menjadi sebuah video. Tapi apakah saya bisa?

Baiklah sobat, kita lihat hasil puisi saya berikut ini. Mohon jangan ditertawakan yaa..

Menuntun Benih Generasi

Lihatlah benih-benih generasi yang penuh mimpi
Tumbuh indah di ladang sang petani
Alampun menjadi saksi
Ragam budaya yang tumbuh mengiringi

Tak ada yang salah dengan keragaman
Bukankah itu dapat menguatkan?
Namun mengapa terkadang kita memaksa?
Padahal kodrat alam begitu nyata

Mereka bukan secarik kertas kosong belaka
Melainkan pribadi yang penuh talenta
Walau mungkin sepanjang harinya
Hanya bermain kesibukannya 

Yakinlah, kita bisa berpihak pada mereka
Mengembangkan bakat dan potensinya
Lewat kearifan lokal yang menjadi budayanya

Mari menuntun sepenuh hati
Layaknya petani
Yang menghamba pada sang benih
Membimbing kodrat yang telah terpatri

Memupuk budi pekerti
Dengan cipta, karsa, karya
Tanpa melupakan sebuah perubahan
Kodrat zaman yang penuh tantangan

Ing ngarso sung tulodo
Ing madyo mangun karso
Tut wuri handayani
Tetaplah menjadi semboyan
Tuk wujudkan merdeka belajar


Pangatikan, 24 Oktober 2020


Nah, sobat itu dia puisi hasil karya saya. Walaupun sedanya, tapi semoga bisa menginspirasi yaa..

Oh, ya. Jika sobat ingin melihat video musikalisasi puisi tersebut, silakan kunjungi youtube saya disini


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate